Pizza Dapat Mengiris Kesehatan Anak

Anak-anak dan remaja mengkonsumsi lebih banyak kalori, lemak dan garam dalam keseharian mereka.

Sebuah studi baru menemukan bahwa pada hari anak-anak Anda makan pizza, mereka cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori, lemak dan natrium dari pada hari-hari lain.

Peneliti menemukan pada hari tertentu di Amerika Serikat, satu dari lima anak muda dan hampir satu dari empat remaja makan pizza sebagai cemilan.

"Mengingat bahwa pizza tetap menjadi bagian yang sangat umum dari diet anak, kita perlu membuat norma sehat pizza," kata penulis studi Lisa Powell, seorang profesor kebijakan kesehatan dan administrasi di Universitas Illinois di Chicago.

"Upaya oleh produsen makanan dan restoran untuk meningkatkan kandungan gizi pizza, khususnya dengan mengurangi lemak jenuh dan konten natrium [garam] dan meningkatkan konten gandum yang bisa memiliki jangkauan cukup luas dalam hal meningkatkan diet anak-anak," kata Powell.

Popularitas pizza sebagian besar berasal dari yang enak dan murah, tetapi juga karena anak-anak memiliki begitu banyak kesempatan untuk memakannya, kata Dr Yoni Freedhoff, asisten profesor kedokteran keluarga di University of Ottawa di Kanada.

"Ini terus-menerus mendorong mereka," katanya. "Dari kafetaria sekolah untuk hari pizza mingguan, sekolah tanpa kafetaria untuk pesta ulang tahun, kegiatan kelompok untuk pizza malam dengan orang tua, pizza penggalangan dana, dan sulit untuk melarikan diri dari godaan tersebut," kata Freedhoff."Tapi tentu saja, itu tidak membuatnya sehat," tambahnya.

Ketika pizza dikonsumsi, itu mengandung lebih dari 20 persen dari asupan harian kalori, kata para penulis studi. Kebiasaan makan yang buruk, terlalu banyak kalori, terlalu banyak garam dan terlalu banyak lemak meningkatkan risiko anak-anak untuk mengalami penyakit yang terkait dengan gizi, termasuk diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi dan obesitas, penulis penelitian ditambahkan dalam catatan latar belakang dengan penelitian.

Tim Powell menganalisis data dari empat Survei AS National Health dan Nutrition Examination dari tahun 2003 hingga 2010. Keluarga yang hampir 14.000 anak-anak dan remaja, berusia 2-19, melaporkan apa yang anak-anak mereka makan dalam 24 jam.

Dari survei pertama pada tahun 2003-2004 sampai survei terakhir pada 2009-2010, kalori yang dikonsumsi dari pizza menurun seperempat keseluruhan pada anak usia 2 sampai 11. Kalori rata-rata harian dari pizza juga menurun di kalangan remaja, tapi sedikit lebih banyak remaja dilaporkan makan Pizza.
 
Proporsi anak-anak muda makan pizza di malam dan dari makanan cepat saji turun selama periode belajar. Ketika mereka makan itu, bagaimanapun, bertemu sampai total kalori rata-rata mereka makan hari itu, terutama jika dimakan sebagai camilan atau dari sebuah restoran cepat saji.

Para peneliti menemukan pada hari dimana anak-anak makan pizza, mereka mengkonsumsi 84 kalori, 3 gram lebih lemak jenuh dan 134 miligram natrium yang lebih dari rata-rata. Para remaja mengonsumsi lebih banyak 230 kalori, 5 gram lemak jenuh dan 484 mg natrium pada hari dimana mereka makan pizza.

Temuan ini dilaporkan secara online 19 Januari dan dalam edisi cetak Februari dari jurnal Pediatrics."Tidak ada perbedaan dalam dampak pada kalori dan nutrisi antara apakah pemuda makan pizza dari toko atau dari makanan cepat saji, menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kandungan gizi pizza harus mencakup pizza dari semua sumber," kata Powell.

Satu-satunya waktu pizza tidak meningkatkan asupan kalori harian anak-anak, hari-hari mereka makan dari kantin sekolah. Itu bisa berarti pizza sekolah yang sehat, atau bisa berarti makan siang di sekolah lain sama-sama tinggi kalori, kata Powell.

Connie Diekman adalah direktur nutrisi universitas di Washington University di St Louis. Dia mengatakan : "Yang besar yang dibawa pulang adalah bahwa keseimbangan keseluruhan diet anak-anak ini tidak sehat karena perlu jika anak-anak suka pizza, menilai bagaimana hal itu cocok dimasukkan ke dalam sepanjang hari sehingga tidak mengiris kalori dari kelompok makanan lainnya."

Dia mengatakan cara untuk membuat pizza sehat dapat termasuk menggunakan gandum atau gandum putih kerak, menggunakan lebih banyak buah dan sayuran bukannya daging, dan menggunakan keju yang jumlahnya sedikit atau keju yang rasanya lebih kuat.

Freedhoff memiliki resep pizza rendah kalori sendiri. Dengan menghilangkan daging dan bagian skim susu mozzarella, basil, bawang merah dan bawang putih, pizza dapat kurang dari 200 kalori sepotong.

Freedhoff mengatakan pizza yang dibeli di toko bisa dinikmati. Tapi sering makan pizza di sekolah dapat menyebabkan anak-anak untuk memikirkan pizza cepat saji sebagai makanan biasa daripada makanan yang seharusnya dimakan 2 minggu sekali atau bahkan 1 bulan sekali, kebiasaan tersebut dapat terbawa hingga dewasa, katanya.

"Sering ada dunia yang berbeda pendapat antara melakukan apa yang benar dan melakukan apa yang mudah," tambahnya." Dengan bersandar pada pizza, normalisasi budaya kenyamanan bukan anak-anak kita atau kepentingan kesehatan terbaik."

Ditulis oleh Unknown pada tanggal Tuesday, June 28, 2016